Sablon kaos manual adalah teknik mencetak pada kaos dengan menggunakan media screen yang biasa disebut dengan mesh, berupa tenunan polyester dengan lubang yang sangat kecil. Dari lubang-lubang halus ini tinta akan tercetak pada media seperti kaos.
Sablon kaos dengan menggunakan screen atau lebih populer dengan sebutan sablon manual ini ditemukan di daratan Cina pada masa Dinasti Song (960 – 1279 M). Kemudian sablon manual ini diadaptasi oleh negara asia lain seperti Jepang. Pada akhir abad 18 sablon manual mulai diperkenalkan di Eropa namun tidak terlalu berhasil.
Pada awal tahun 1910, para peneliti dari eropa mulai melakukan penelitian tentang bahan kimia foto reaktif seperti kalium, natrium atau amonium kromat dan bahan kimia dikromat dengan lem dan senyawa gelatin. Peneliti yang bereksperimen untuk bahan kimia foto reaktif adalah trio Roy Beck, Charles Petrus, dan Edward Owens, dengan material yang mereka temukan akhirnya revolusi industri sablon komersial.
Sekelompok seniman pada tahun 1930 membentuk Perhimpunan Serigraphy Nasional yang menciptakan serigraphy untuk membedakan aplikasi sablon artistik dengan sablon yang digunakan untuk proes industri.
Pada masa itu sablon manual diakui sebagai percetakan yan paling serbaguna diantara jenis proses percetakan lainnya. Semenjak ditemukannya bahan sablon manual dan harganya terjangkau, teknik sablon manual paling sering dipakai untuk mencetak poster-poster film, sampul alum rekaman, brosur, kaos, iklan komersial dan karya-karya lainnya.
Penghargaan sebesar-besarnya perlu diberikan kepada Andy Warhol yang mempopulerkan sablon manual dengan teknik artistik di Amerika Serikat. Pada tahun 1962 Warhol mampu mencetak gambaran artis Marlyn Monroe dengan sablon manual menggunakan warna-warna yang kontras.
Pada tahun 1960 Michael Vasilantone mulai memakai, mengembangkan dan menjual mesin cetak garmen rotary yang bisa full warna. Kemudian pada 1967 Vasilantone mematenkan mesin sablon kaos rotary-nya dengan nomer 3.427.964 pada tanggal 18 Februari, 1969. Tadinya mesin sablon rotary dibuat untuk mencetak logo dan informasi tim pada jersey untuk tim bowling. Akhirnya paten dari Vasilantone dilisensi oleh para produsen kaos. Dan akhirnya sistem mesin sablon rotary menjadi sangat populer di industri sablon kaos.
Pada bulan Juni 1986, Marc Tartaglia, Marc Tartaglia Jr. and Michael Tartaglia berhasil menciptakan peralatan sablon kaos yang didaftarkan hak paten-nya, sebagai desain full warna yang diaplikasikan pada beberapa kain atau lembaran bahan kain dengan printer screen dari jala sutra.
Kini teknologi sablon kaos grafis sangat umum dipakai dalam berbagai industri yang volume produksinya tinggi seperti poster dan display untuk iklan. Untuk yang full color bisa dibuat dengan sablon CMYK (cyan, magenta, yellow and black (‘key’)).
Sablon manual sangat cocok untuk mencetak di atas media kaos. Andy Warhol , Rob Ryan, Blexbolex, Arthur Okamura, Robert Rauschenberg , Roy Lichtenstein, Harry Gottlieb, dan banyak seniman lain telah menggunakan sablon pada media kaos sebagai ekspresi kreativitas dan visi artistik.
Sumber: andalasclothing.co.id